Jumat, 31 Januari 2014

Talempong

Talempong merupakan seperangkat alat musik yang terdiri dari beberapa gong kecil. Secara fisik nyaris persis dengan bonang khas Jawa dalam perangkat  gamelan. Talempong dahulu terbuat dari kuningan, kayu dan juga batu tetapi kini talempong lebih banyak terbuat dari kuningan.

Talempong berbentuk lingkaran berdiameter 15-17,5 cm. Seperti halnya bonang atau gong namun berukuran lebih kecil, pada bagian bawahnya berlubang sedangkan pada bagian atasnya terdapat bundaran yang menonjol berdiameter 5 cm. Bunyinya sendiri berasal dari sepasang kayu yang dipukulkan pada bundaran menonjol di permukaannya tersebut. Talempong diiringi oleh akord yang dimainkan sebagaimana piano.


Talempong biasanya menjadi alat musik tradisional yang mengiringi tarian tradisi Minangkabau, seperti tari piring, tari pasambahan, dan tari galombang. Talempong juga dimainkan untuk mengiringi arak-arakan dan menyambut tamu istimewa.Saat ini, talempong kerap pula dikolaborasikan bersama alat musik modern untuk memberi sentuhan khas bermusik atau pun sebagai bentuk kreasi musik.

Ada dua cara memainkan talempong, yaitu talempong duduak dan talempong pacik. Talempong duduak dimainkan sambil duduk dimana 5-9 talempong diletakkan di tempat penyangga khusus. Sementara talempong pacik dimainkan dengan cara berdiri dan pemainnya memegang 2 atau 3 unit talempong sekaligus.


Di Negeri Sembilan, Malaysia, Talempong dikenali dengan nama Caklempong. Negeri Sembilan telah didatangi oleh suku Minangkabau yang bermigrasi dari Sumatera Barat pada abad ke 15 Masehi dan satu-satunya negara bagian di Malaysia yang mengamalkan sistem Lareh Bodi Caniago. 

Sayangnya, para musisi talempong hingga kini juga sulit ditemui, kecuali para pemain pupuik gadang dengan kemampuan terbatas yang ada, itu pun jarang dijumpai Talempong Minangkabau yang mengandung dua unsur yang sangat penting dalam musik, yaitu unsur ritme dan unsur melodi. Secara tradisional kedua unsur tersebut selalu berkembang dari pola-pola yang sederhana hingga pola permainan yang cukup rumit.





Ada juga game talempong yang terdapat di Iphone/Ipad yang dibuat oleh orang Indonesia. Kita harus bangga karena ada orang indonesia yang ingin melestarikan kesenian Indonesia ini dengan cara dibuat game,karena anak zaman sekarang pegangannya mulai Hp,Tab.dsb dan ada juga yang tidak mengerti kesenian Indonesia. 




Kamis, 30 Januari 2014

Seni Reklame

PENGERTIAN REKLAME

Reklame berasal dari bahasa Spanyol yaitu Re dan Clamos sedangkan dari bahasa latin Re dan Clame, Re artinya berulang-ulang sedangkan Clame atau Clamos artinya berteriak, sehingga secara bahasa Reklame adalah suatu teriakan/ seruan yang berulang-ulang.


Sifat reklame (Komersial & Sosial)

Komersial yaitu suatu reklame yang digunakan untuk memperoleh keuntungan dan sifat sosial yaitu suatu reklame yang semata-mata tidak bertujuan untuk mendapatkan keuntungan yang berbentuk material dan bersifat persuasif atau mengajak. 


Untuk dapat memvisualisasikan reklame dengan indah kita harus menerapkan beberapa unsur keindahan antara lain :

1. Keseimbangan ( balance )
2. Harmonis
3. Irama ( ritme )
4. Kontras ( berlawanan )
5. Etis ( sopan atau sesuai dengan norma )
6. Edukatif ( mendidik )



FUNGSI REKLAME

Sebagai media atau alat untuk mempromosikan suatu produk semenarik mungkin yang sifatnya mengajak untuk memakai, mengikuti atau membeli produk yang di promosikan


Reklame visual memiliki jenis yang bermacam-macam seperti:

1. Iklan atau Advertensi

Iklan atau advertensi adalah jenis reklame visual yang berfungsi untuk memberitahukan kepada masyarakat mengenai barang atau jasa yang dicetak di media massa seperti surat kabar dan majalah.

 


















2.Poster

Poster adalah jenis reklame visual, berbentuk gambar dan tuliasan yang berukuran agak besar sehingga memudahkan untuk dibaca pesan reklamenya. Poster biasanya dipasang di tempat umum yang mudah dilihat orang.


3. Baliho

Baliho adalah jenis reklame visual yang berukuran sangat besar dengan tujuan agar lebih menarik perhatian masyarakat. Baliho biasanya dipasang di tempat yang ramai.


4. Spanduk





Spanduk adalah jenis reklame visual terbuat dari kain yang memanjang, dipasang melintang di atas jalan atau diantara dua tiang. Spanduk dapat berisi informasi atau pemberitahuan, himbauan, ajakan, atau propaganda hasil produk.

5. 
Pamflet



 Pamflet adalah jenis reklame visual yang berbentuk gambar dan tulisan pada lembar kertas berukuran relatif kecil, disebarkan melalui pesawat terbang atau kendaraan darat dan diberikan kepada setiap orang yang lewat. Pamflet pada umumnya berisi informasi tentang suatu kegiatan, hiburan dan lain-lain. 


Sejarah Barong








Tari Barong adalah tarian khas Bali yang berasal dari khazanah kebudayaan Pra-Hindu. Tarian ini menggambarkan pertarungan antara kebajikan (dharma) dan kebatilan (adharma). Wujud kebajikan dilakonkan oleh Barong, yaitu penari dengan kostum binatang berkaki empat, sementara wujud kebatilan dimainkan oleh Rangda, yaitu sosok yang menyeramkan dengan dua taring runcing di mulutnya.
Ada beberapa jenis Tari Barong yang biasa ditampilkan di Pulau Bali, di antaranya Barong Ket, Barong Bangkal (babi), Barong Macan, Barong Landung. Namun, di antara jenis-jenis Barong tersebut yang paling sering menjadi suguhan wisata adalah Barong Ket, atau Barong Keket yang memiliki kostum dan tarian cukup lengkap.


Secara sekilas, Barong Ket tidak jauh berbeda dengan Barongsai yang biasa dipertunjukkan oleh masyarakat Cina. Hanya saja, cerita yang dimainkan dalam pertunjukan ini berbeda, yaitu cerita pertarungan antara Barong dan Rangda yang dilengkapi dengan tokoh-tokoh lainnya, seperti Kera (sahabat Barong), DewiKunti, Sadewa (anak Dewi Kunti), serta para pengikut Rangda.

Macam-macam Tari Barong

Barong Ket :




Barong Ket atau Barong Keket adalah tari Barong yang paling banyak terdapat di Bali dan paling sering dipentaskan serta memiliki pebendaharaan gerak tari yang lengkap. Dari wujudnya, Barong Ket ini merupakan perpaduan antara singa, macan, sapi atau boma.Badan Barong inidihiasi dengan ukiran-ukiran dibuat dari kulit, ditempel kaca cermin yang berkilauan dan bulunya dibuat dari perasok (serat dari daun sejenis tanaman mirip pandan), ijuk atau ada pula dari bulu burung gagak. Barong ini dimainkan oleh dua penari (juru saluk/juru bapang): satu penari mengambil posisi di depan memainkan gerak kepala dan kaki depan Barong, sementara penari kedua berada di belakang memainkan kaki belakang dan ekor Barong.


Barong Bangkal :


Bangkal artinya babi besar yang berumurtua, oleh sebab itu Barong ini menyerupai seekor bangkal atau bangkung, Barong ini biasa juga disebut Barong Celeng atau Barong Bangkung. Umumnya dipentaskan dengan berkeliling desa (ngelelawang) oleh dua orang penari pada hari-hari tertentu yang dianggap keramat atau saat terjadinya wabah penyakit menyerang desa tanpa membawakan sebuah lakon dan diiringi dengan gamelan batel / tetambura



Barong Landung  :







Barong ini mula-mula dipakai untuk mengelabui barisan makhluk halus ganas yang menebar segala bencana penyakit dan marabahaya ke perkampungan penduduk Bali. Makhluk-makhluk halus tersebut dipercaya sebagai anak buah dan hulubalang Ratu Gede Mecaling yang menyeberangi lautan dari Nusa Penida. Oleh seorang pendeta sakti, kemudian penduduk disarankan untuk membuat patung yang mirip sang majikan, tinggi besar, hitam dan bertaring, dan diberi nama Jero Gede Mecaling, atau Ratu Mecaling. Karena itu masyarakat segera membuat tiruan Jero Gede Mecaling dan mengaraknya berkeliling kampung untuk membuat para makhluk halus itu takut dan menyingkir. Sirnalah segala macam penderitaan yang menghantui penduduk selama ini. Untuk penghormatan kepada tiruan Jero Gede, dibuatlah pasangannya yang biasa dipanggil Jero Luh. Kedua Barong Landung itu sering dihibur, diajak berjalan-jalan dan dibuatkan keramaian supaya bisa menari dan bersenang-senang.




Rangda
Rangda adalah ratu dari para leak dalam mitologi Bali. Makhluk yang menakutkan ini diceritakan sering menculik dan memakan anak kecilserta memimpin pasukan nenek sihirjahat melawan Barong, yang merupakan symbol kekuatan baik.











Rabu, 29 Januari 2014

Macapat


Tembang macapat berasal dari kata ma (tumuju) dan capet (maya atau gaib). Macapat berarti puji - pujian yang ditujukan kepada Tuhan. Pada zaman dahulu, tembang macapat digunakan sebagai sarana dakwah penyebaran agama Islam di Jawa dalam bentuk kidung. Istilah lain dari tembang macapat adalah Sekar Alit atau Sekar Dagelan.
Tembang macapat termasuk puisi Indonesia yang tergolong tua ini penciptanya adalah beberapa wali, misalnya :
Tembang Durma diciptakan oleh Sunan Bonang
Tembang Kinanthi diciptakan oleh Sunan Pajang / Sunan Kuning
Tembang Mijil diciptakan oleh Sunan Geseng
Tembang Pocung diciptakan oleh Sunan Murya

1. Macam Tembang Macapat
Macam tembang macapat menurut buku Mbombong Manah (Tedjo Hadi Soemarto, 1958) ada 11 tembang  yaitu :
1).  Maskumambang : (4 gatra : 12i, 6a, 8i, 8a)
Maskumambang artinya emas yang terapung. Emas diibaratkansebagai cita – cita atau harapan baik seseorang yang masih terapung – apung atau belum pasti didapatkan. Watak tembang ini yaitu rasa sedih atau nelangsa.

2). Mijil : (6 gatra : 10i, 6o, 10e, 10i, 6i, 6u)
Mijil artinya keluar. Maksudnya, mengeluarkan isi hati atau yang ada di dalam diri. Mijil mempunyai watak senang, mengandai - andai, dan penuh harapan.
3). Sinom : (9 gatra : 8a, 8i, 8a, 8i, 7i, 8u, 7a, 8i, 12a)
Sinom artinya yang muda. Orang yang masih muda biasanya berani dan tidak memikirkan resiko apa yang akan terjadi. Sinom mempunyai watak riang, gembira,                                                      dan centil yang merupakan sifat anak muda.

4). Gambuh : (5 gatra : 7u, 10u, 12i, 8u, 8o)
Gambuh artinya cocok atau jodoh. bagaikan orang yang telah menumukan jodohnya yang lama diimpikannya. Watak tembang gambuh yaitu senang karena sudah cocok atau rumaket.

5). Kinanthi : (6 gatra : 8u, 8i, 8a, 8i, 8a, 8i)
Kinanthi artinya digandeng atau diajak. Maksudnya, orang yang suka dengan persahabatan. Watak tembang ini yaitu damai dan mengeluarga (semanak).

6). Pangkur : (7 gatra : 8a, 11i, 8u, 7a, 12i, 8a, 8i)
Pangkur berasal dari kata pang dan kur. Pang artinya cabang pohon sedangkan kur berasal dari kata mungkur yang artinya telah meninggal. Maksudnya orang yang sudah tua harus mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian seperti pohon yang sudah tua pasti ditinggalkan daunnya.Watak tembang pangkur yaitu mantab dan ikhlas.
7). Dhandhanggula : (10 gatra : 10i, 10a, 8e, 7u, 9i, 7a, 6u, 8a, 12i, 7a)
Dhandang artinya warna hitam yang melambangkan keabadian sedangkan gula berarti manis sebagai lambing kebahagiaan dan keindahan. Maksudnya seseorang  yang telah berumah tangga selalu mengharapkan keindahan yang abadi. Watak tembang dhandhang gula yaitu indah dan berwibawa.
8). Asmaradana : (7 gatra : 8i, 8a, 8e/o, 8a, 7a, 8u,8a)
Asmara berarti cinta sedangkan dana artinya memberi. Watak tembang asmaradana yang lila atau rela hati.

9). Durma : (7 gatra : 12a, 7i, 6a, 7a, 8a, 5a,7i)
Durma artinya keras hati. Tembang ini cocok untuk menggambarkan perang. Watak tembang ini serang atau bernafsu seperti orang perang.
10). Pocung : (4 gatra : 12u, 6a, 8i, 12a)
Pocung berasal dari kata pocong yang berarti kafanatau bungkus. Maksudnya sesuatu yang dibungkus merupakan rahasia. Biasanya berbentuk teka teki untuk ditebak dan dilontarkan dengan santai dan polos yang merupakan wataknya.
11).Megatruh : (5 gatra : 12u, 8i, 8u, 8i, 8a)
Megatruh berasal dari kata megat yang berarti memutus dan ruh yang berarti nyawa. Maksudnya nyawa yang telah putus dari raganya alias meninggal. Setiap kematian pasti ada kesedihan. Kesedihan itulah yang menjadi watak tembang megatruh.


2. Ciri Struktural Tembang Macapat
Gatra : Baris dari tiap tembang
Guru wilangan : Jumlah suku kata tiap – tiap baris
Guru lagu : Huruf vokal pada tiap akhir baris

Pada : Himpunan kalimat tembang yang berakhir sampai pada lungsi (titik)



 Bila diliat dari video di atas bahwa orang luar negri saja bisa menyanyikan/menembang, kita juga generasi muda harus bisa agar bisa melestarikan kesenian kita ini. :))

Seni Musik Angklung

Angklung adalah alat musik multitonal (bernada ganda) yang secara tradisional berkembang dalam masyarakat berbahasa Sunda di Pulau Jawa bagian barat. Alat musik ini dibuat dari bambu, dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Dictionary of the Sunda Language karya Jonathan Rigg, yang diterbitkan pada tahun 1862 di Batavia, menuliskan bahwa angklung adalah alat musik yang terbuat dari pipa-pipa bambu, yang dipotong ujung-ujungnya, menyerupai pipa-pipa dalam suatu organ, dan diikat bersama dalam suatu bingkai, digetarkan untuk menghasilkan bunyi. Angklung terdaftar sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia dari UNESCO sejak November 2010.

Catatan mengenai angklung baru muncul merujuk pada masa Kerajaan Sunda (abad ke-12 sampai abad ke-16). Asal usul terciptanya musik bambu, seperti angklung berdasarkan pandangan hidup masyarakat Sunda yang agraris dengan sumber kehidupan dari padi (pare) sebagai makanan pokoknya. Hal ini melahirkan mitos kepercayaan terhadap Nyai Sri Pohaci sebagai lambang Dewi Padi pemberi kehidupan (hirup-hurip). Masyarakat Baduy, yang dianggap sebagai sisa-sisa masyarakat Sunda asli, menerapkan angklung sebagai bagian dari ritual mengawali penanaman padi. Permainan angklung gubrag di Jasinga, Bogor, adalah salah satu yang masih hidup sejak lebih dari 400 tahun lampau. Kemunculannya berawal dari ritus padi. Angklung diciptakan dan dimainkan untuk memikat Dewi Sri turun ke bumi.


Jenis bambu yang biasa digunakan sebagai alat musik tersebut adalah bambu hitam (awi wulung) dan bambu putih (awi temen). Tiap nada (laras) dihasilkan dari bunyi tabung bambunya yang berbentuk bilah (wilahan) setiap ruas bambu dari ukuran kecil hingga besar.
Dikenal oleh masyarakat sunda sejak masa kerajaan Sunda, di antaranya sebagai penggugah semangat dalam pertempuran. Fungsi angklung sebagai pemompa semangat rakyat masih terus terasa sampai pada masa penjajahan, itu sebabnya pemerintah Hindia Belanda sempat melarang masyarakat menggunakan angklung, pelarangan itu sempat membuat popularitas angklung menurun dan hanya di mainkan oleh anak- anak pada waktu itu.
Selanjutnya lagu-lagu persembahan terhadap Dewi Sri tersebut disertai dengan pengiring bunyi tabuh yang terbuat dari batang-batang bambu yang dikemas sederhana yang kemudian lahirlah struktur alat musik bambu yang kita kenal sekarang bernama angklung. Demikian pula pada saat pesta panen dan seren taun dipersembahkan permainan angklung. Terutama pada penyajian Angklung yang berkaitan dengan upacara padi, kesenian ini menjadi sebuah pertunjukan yang sifatnya arak-arakan atau helaran, bahkan di sebagian tempat menjadi iring-iringan Rengkong dan Dongdang serta Jampana (usungan pangan) dan sebagainya.
Bahkan, sejak 1966, Udjo Ngalagena —tokoh angklung yang mengembangkan teknik permainan berdasarkan laras-laras pelog, salendro, dan madenda— mulai mengajarkan bagaimana bermain angklung kepada banyak orang dari berbagai komunitas.Secara esensial, angklung adalah alat musik bambu yang dimainkan dengan digetar. Hal tersebut tidak boleh diubah. 

Meski demikian, berbagai upaya kreatif untuk memodernisasinya terus berlangsung, seperti:
Angklung elektrik karya Agus Suhardiman 
Angklung otomatis, Tugas akhir Kadek Kertayasa di STIKOM Surabaya 
Tra-digi, angklung robot yang dikontrol oleh i-pod, ciptaan Hasim Ghozali
Klungbot, robot angklung yang mula-mula dikreasi oleh Krisna Diastama dan Karismanto Rahmadika , kemudian dilanjutkan oleh Eko Mursito Budi

Setelah melihat sejarah dsb tentang angklung, ini Video Pertunjukan Angklung : 
Bila kita liat video-video diatas mereka membanggakan bangsa Indonesia ini dengan memperkenalkan seni budaya Indonesia ke rakyat dunia. Mari kita juga ikut membanggakan bangsa Indonesia dengan cara cara seperti ini dengan mewujudkan prestasi dan menumbuhkan karya karya untuk menunjukkan bahwa Indonesia bisa!! Indonesia memiliki budaya yang asli dan kita harus menjaganya!! KITA BANGGA MENJADI BANGSA INDONESIA!! Yeee!! 

Sabtu, 25 Januari 2014

Seni Desain

Haii ini postingan ke 3 (artikel)!! 


Dekorasi merupakan bagian dari seni, khususnya seni rupa. Seni dekorasi berarti menghias atau memperindah suatu benda, bangunan, atau objek lainnya supaya sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Kalo kita berbicara tentang dekorasi pasti sangat erat dengan dekorasi interior bangunan, dekorasi berarti tatanan perabot dan perangkat pelengkap lainnya yang serasi dan menarik untuk diliat. Terlepas dari siapapun yang mengerjakan dekorasi, desai



n interior sebuah hunian seharusnya mencerminkan kepribadian pemiliknya. Untuk menata dan menghias sebuah rumah tinggal, pemilik harus terlebih dulu mendata kebutuhan ruang beserta fungsinya masing masing. Dekorasi ruangan bisa dilakukan sendiri oleh pemilik rumah atau dengan bantuan desainer interior yang profesional. Konsep dekorasi harus ditentukan seblom pemilik mulai membeli perabotan, supaya tidak ada barang yang merusak komposisi. Dekorasi rumah juga meliputi pewarnaan dan penghiasan dinding. Pemilik rumah bisa mengecat, menutupi dinding dengan wallpaper ato bisa juga melukisnya seperti yang pernah saya postkan kemaren. 
Jenis Jenis bentuk motif hias antara lain : 
a. Motif hiasan figuratif
Contoh : manusia, benda-benda alam, fauna (alam binatang), benda-benda buatan manusia, flora (alam tumbuh-tumbuhan) Dalam penciptaan ragam hias ini dilakukan deportasi terhadap bentuk-bentuk asli dengan cara : 
  • Penyederhanaan dari motif aslinya
  • Menstilir atau menggayakan
  • Menggabungkan dengan bentuk lain sehingga menjadi motif baru.
















b. Motif hias non figuratif

 Yaitu motif yang menggambarkan sesuatu yang bebas. Seperti bentuk-bentuk lengkung, garis-garis lurus, goresan-goresan, titik-titik, bulatan-bulatan,dsb.Selain jenis motif hias tersebut di atas masih banyak hal yang dapat di jadikan sebagai motif hiasan. Seperti pada benda-benda yang kita pakai sehari-hari.Contoh: Hiasan yang terdapat pada piring, mangkok, teko, cangkir, taplak meja,sapu tangan, kain, baju, kain batik, dan sebagainya.



Kita juga bisa mendesain baju, para perancang busana merancang baju untuk dijual-belikan, di pameran di fashion show,dll. Desain antara perancang 1 dan yang lain memiliki ciri khas yang berbeda dan tergantung minat kita. Semakin maju tingkat kehidupan masyarakat, semakin banyak memerlukan peran desain, semakin tinggi selera masyarakat semakin tinggi pula tuntutan kecermatan desainnya. Hal ini disebab karena dalam berbusana manusia selalu menuntut dua nilai sekaligus yaitu nilai jasmaniah berupa enak dan nyaman dipakai, dan nilai rohaniah berupa keindahan dan keanggunan. Ada juga desain rambut, sepatu, tas. dll. Ketika para model memperagakan karya-karya rancangan adi busana para desainer di atas catwalk, mereka dituntut tampil sempurna secara keseluruhan. Mulai dari aksesoris, sepatu, sampai dengan gaya tantanan rambut yang sesuai dengan konsep yang diusung tiap desainer.  :)) 

 


 














Sekian. Terimakasih. Dan selamat malam :))